Jakarta– Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB, Alex Denni melakukan diskusi innitial meeting sebagai langkah kerja awalnya di kedeputian Kementerian PANRB tanggal 5 Mei 2021 terkait Akselerasi Transformasi SDM Aparatur dalam mendukung Reformasi Birokrasi. Alex Denni mengatakan, “Ada 5 (lima) prioritas kerja Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019-2024, salah satunya yang menjadi tugas Kementerian PANRB adalah Pembangunan SDM yakni SDM yang pekerja keras, dinamis, terampil dan menguasai IPTEK serta mengundang talenta global. Penyederhanaan Birokrasi juga merupakan prioritas setiap instansi baik pusat dan daerah antara lain: penyederhanaan birokrasi menjadi 2 (dua) level eselon dan peralihan jabatan struktural menjadi fungsional.”
Visi 2024 dari rencana transformasi ini adalah birokrasi berkelas dunia (bersih, kompeten dan melayani). Grand Design Pembangunan ASN Tahun 2020-2024 menguraikan Strategi (6P): Perencanaan, Pengadaan, Pengembangan Karir dan Peningkatan Kesejahteraan. Adapun faktor pendukungnya adalah penataan kerangka hukum, sistem informasi manajemen, kelembagaan dan tata kelola, integritas dan budaya kerja. Sedangkan indikator kinerja utamanya yaitu: Indeks Profesionalitas, Indeks Sistem Merit, dan indikator-indikator global. Yang pada akhirnya terciptalah profil SMART ASN 2024 antara lain: integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT dan bahasa asing, hospitality, networking dan entrepreneurship.
Adapun beberapa pertanyaan yang muncul dari diskusi innitial meeting ini, adalah seberapa baik kita melayani ASN sebagai internal customer? Apakah arsitektur human capital sudah mendukung? dan Apa yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan peluang sukses?
Berdasarkan beberapa pertanyaan tadi, maka diperlukan langkah strategis dalam Grand Design pengembangan ASN tahun 2020-2024 antara lain: 1). meningkatkan sense of urgency, 2).memperkuat koalisi transformasi, 3).melakukan finetuning strategi (inisiatif strategis dan rencana eksekusi), 4).melakukan intensitas komunikasi visi perubahan, 5).menghilangkan hambatan (clear path), 6).menghasilkan quick wins, 7).mempertahankan momentum, dan 8).membudayakan perubahan.
Tantangan besar transformasi adalah bagaimana mempercepat ASN dari comfort zone masuk ke learning zone? Bagaimana mengoptimalkan lembaga-lembaga pelatihan yang ada (LAN, BPSDM, dll)? Bagaimana dengan kebijakan anggarannya? Sebagai bahan diskusi awal dari rencana eksekusi di initial meeting ini, Deputi Bidang SDM Aparatur ingin mulai meningkatkan sense of urgency–nya terlebih dahulu.
Presiden Jokowi mengatakan “Setelah pekerjaan besar infrastruktur, kita bergeser ke investasi SDM”. Jadi apakah pernyataan Presiden ini sudah menjadi urgensi di kalangan ASN? Oleh karena itu, kita perlu memperkuat tim komunikasi (komunikasi publik dan antar lembaga) dengan menunjuk (staf khusus MenPANRB) sebagai spokesperson.
Selain itu, kita perlu memperkuat koalisi transformasi melalui penajaman fungsi organisasi manajemen SDM ASN. Pertama-pertama kita perlu melakukan pemetaan stakeholders antara lain: Presiden, KemenPANRB, KASN ,LAN, BKN dan bussiness partners di Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah (K/L/P).
Presiden adalah strategic apex sebagai vision owner dari visi misi transformasi organisasi ini. Selanjutnya, Kementerian PANRB adalah Human Capital of Excellence berfungsi sebagai strategic architect dalam pengembangan strategi dan kebijakan Human Capital untuk mendorong tercapainya visi transformasi organisasi. Kemudian, K/L/P adalah Human Capital Business Partner, berfungsi sebagai partner dalam menyelaraskan strategi Human Capital (HC) dengan strategi bisnis organisasi, serta mengimplementasikan strategy dan policy yang sudah ditetapkan pada organisasi masing-masing. Sedangkan BKN dan LAN sebagai Human Capital Services berfungsi menjalankan service operasional HC seperti recruitment, learning, payroll, benefit dan operasional HC lainnya, termasuk menyediakan HC teknologi sebagai enabler penting dalam transformasi. Selanjutnya timbul pertanyaan KASN berfungsi sebagai apa?
Melihat perbandingan dengan BUMN sebagai case study dalam diskusi ini. Ada beberapa faktor ekspektasi talent bergabung dengan BUMN diantaranya: terbukanya kesempatan belajar, terbukanya kesempatan untuk pengembangan karir, adanya sistem reward dan recognition (pengakuan dan penghargaan) yang adil, adanya rasa bangga dapat berkontribusi langsung untuk Indonesia, menghasilkan kinerja yang mendukung pencapaian tujuan perusahaan, terus belajar dan mengembangkan kompetensi untuk mendukung pelaksanaan strategi perusahaan, menunjukkan perilaku sesuai dengan budaya perusahaan dan memberikan kontribusi terbaik untuk Indonesia. Sehingga, dapat disimpulkan BUMN adalah tempat belajar, bertumbuh dan berkontribusi untuk Indonesia. Lalu bagaimana dengan ASN? Apa implikasi Talent Clasification ASN ke Talent Mobility, Talent Development, Talent Retention?
Deputi SDM Aparatur, Alex Denni, mulai mensinergikan strategi 6 P yang ada di Grand Design Pengembangan ASN 2020-2024 dengan strategi yang ada di BUMN menjadi finetune strategy yakni: 1). pengorganisasian, perencanaan dan pengadaan SDM, 2).pengembangan kepemimpinan dan kompetensi, 3).peningkatan kinerja dan sistem penghargaan, 4). pengembangan talenta dan karir, 5). penguatan budaya dan employer branding serta 6). penguatan platform teknologi dan analitik. Di akhir kesimpulan, Deputi Bidang SDM Aparatur membuat 3 (tiga) prioritas kedeputian SDMA Tahun 2021 yakni: 1). meningkatkan kualitas layanan rutin SDMA, 2) meningkatkan progres transformasi SDMA, serta 3) meningkatkan kesiapan SDMA untuk mendukung Ibukota Negara (IKN).